DEBU DAN PELUH
Sosok hijau, kusam
Menapaki ruas jalan kota
Tua, renta
Bertengger tas dan dedompetan lepet
Satu demi satu, dibuka
Clik clik clik, tiruan bunyi logam
Menggelicik
Siapakah nama Dia?
Mereka tiada yang tahu!
Orang gila?
Gelandangan kah?
Atau,
Setiap hari hanya membanting tulang
Untuk menunggu umur? Sampai maut merenggut?
Apakah Dia sudah makan?
Oh…! Kejamnya alam telah memiringkan otaknya.
Panas bumi tiada henti seolah meramaikan kebisingan di telinga kanannya.
Wahai pemilik jasad renta,
Segeralah kau pulang.
Suami, anak, dan cucu cicitmu
Sudah kesal menunggu batang hidungmu kunjung.
Kesambi, 15 Oktober 2010
AKU DI MANA?
Aku belum sadar
kalau aku sekarang masih tidur.
Lalu aku saat ini berada dimana?
10 November 2010
AKU TAK TAU
Ibarat menyalakan bara
di tengah guyuran air langit
Padamkah? Atau bertahan?
Melawan kuyup yang tak terelakan
Bagaikan menampung air jernih diantara riakan kali Cisadane
Akankah tertampung? Atau tergusur arus yang tiada berkawan
Umpama padi yang tumbuh diantara tembok-tembok lapuk
Hidupkah atau tumbuh pun belum tentu?
Laksana menjaring impun dengan jari
Sejumut rizki pun tak terdapati
Aku tak tahu!
Aku
Tak
Tahu!
Masjid Gempol, 21 Oktober 2010
DOSA DAN SESAL
Aku akan dibakar hidup-hidup di neraka
15 Oktober 2010
SEDIH
Permisi
Aku harus pergi
Ada sesuatu di mataku
15 Oktober 2010
AKU TAK INGIN HIDUP ATAUPUN MATI
Hidup untuk mati
Mati untuk hidup
Namun hidup bukanlah mati
Tetapi mati bukanlah hidup
Manusia dan dunia
Dunia dan manusia
Manusia akan mati
Dunia pun ikut mati
Banyak manusia yang mati
Tetapi dunia tak pernah sepi
Banyak bayi-bayi yang lahir
Tetapi dunia akan sepi
Daun-daun yang berjatuhan di halaman rumah pun tiada habisnya
Mengapa pohon itu tidak mati?
Tetapi mati akan datang
Manusia tidak lagi hidup di dunia
Dan dunia tidak lagi hidup untuk manusia
Oh hidup mati hidup abadi
Sekarang banyak yang mati
Nanti banyak yang dihidupkan lagi
Siapakah giliran mati sekarang
Ayah kah ?
Ibu kah ?
Atau kah orang-orang dekat ?
Atau aku yang giliran mati!
Dunia tak lagi sepi!
Hidup,
Mati,
Dan hidup yang abadi
Surga atau Neraka?
Aku tak ingin hidup ataupun mati
23 Oktober 2010
MENELANJANGI DUSTA
Berujar bohong adalah dusta
Berbuat bohong adalah dusta
Berteman bohong adalah dusta
Bertuhan bohong adalah dusta
Berbohong-bohong itu dusta
Berdusta-dusta itu bohong
21 November 2010
TUMBILA DI BALIK K
Kibar berkibar bak genderang perang dipukul
Jol borojol bak air bah di timur satu
Ujar mengujar tidak sesuai kodrat
Mahkota terkunci namun hati manganga
Satu niat berubah haluan
Membawa amanat kini ditelan lenyap
Kepak sayapnya menguasai alam liar
Paruhnya mencabik anak Adam yang suci
Berlari menunggangi kuda
Menarik pelana apungkan kutu-kutu tak berharga
Geser menggeser adalah tekadnya
Bisik-membisik adalah kompasnya
Hingga kursi pun Ia gerogoti bak rayap busung lampir
Nespata, hati ini sesak
Seseorang dengan kejam telah mencabik harga dirinya sehingga hilang adat hilang moral
Ingin ku telanjangi roknya
Agar keburukannya terkuliti
Akan ku cabuti bulu-bulu di pahanya
Lantas ku biarkan burung-burung memangsa
Jujur, terbuka, adil dan tidak memihak
20 November 2010
SATE TENGAH SELANGKAKAN
Kupu-kupu malam
Malam kupu-kupu
Ini lakon kupu-kupu malam
Semula di belakang
Kini duduk bersempitkan paha-paha
Ia tidak cantik
Ia pula tidak anggun
Ia biasa saja layaknya manusia
Malam kupu-kupu
Kupu-kupu malam
Bau tubuhnya menusuk hidung
Kemanakah Dia melangkah?
Terbang sepoi melintasi selera remang.
Memang mental plastik
Apapun serba masuk.
Lantas buat apa Dia hidup?
Itu kewajibannya menikmati dosa2 tadi sore
Menjaja tubuh yang diobjekkan.
Yang penting nikmat
Yang penting sambung usia
Setes peluhnya adalah kehidupannya.
Cirebon kadipaten Geser Boss
Mari Kangen 19:32 23 November 2010
KAU BUKANLAH HAWA YANG ADAM CARI
DSSSSSSSSSS
24 10 2010
Mengubah karakter yang sudah ada itu mudah
tapi sulit dan sulit tapi mudah.
Mudah saja tetapi harus ulet, tekun, teliti dan sabar.
Sulit memang sulit.
Membuat itu lebih mudah dibandingkan dengan mengubah.
6 Oktober 2010
WAYANG WONG
Hidup segan mati tak mau
16 Oktober 2010
KUTU-KUTU IBU KOTA
di lampu merah
di tengah jalan
di trotoar
di dalam tenda
di dalam angkutan kota
di motor
di hiburan murahan
di bawah jembatan
di pagar rumah sakit
di gerbang kampus
di tepi masjid
di kuburan
di gubuk
di halaman rumah-rumah
di dalam CD
di bak mobil patroli
di pos kamling
di dalam ambulan
di sawah
di bak truk patrolidi tepi mall
di pasar tradisional
disetiap tepukannnya,
Ia bukan sampah
meski kau anggap sampah
Ia mahluk Allah
Tuan, berilah Ia rizki!
Jati Bening, 1 Desember 2010
MANUSIA SETENGAH BANGKAI
Matilah rasa
Matilah semua yang kau rasa
Kenikmatan tidur siang
Kenikmatan memancing ikan
Matamu telah kotok
Sampai mati pun tetap kotok
Telingamu lebih dari tuli
Mematikan aspirasi kutu-kutu jelata
Hidung yang bengek
Tak mampu mencium penderitaan tenda renta
Di dalam tenda itu tercium bau amis darah manusia-manusia yang tidak beruntung
Hatimu tidaklah peka
Tidak mampu merasakan betapa panas dan dinginnya tamparan alam
Tidak usah berfikir lama-lama
Apa lagi mempertimbangkan
Banting saja kursi dan penamu
Lalu usaplah iler di dagumu
Bersihkan matamu dari tidurmu
Kantin, 17 Agustus 2010
BILA ISTRI SUDAH MENGHASUT
Bisik kalbu lembut
Menyerupai angin tadi pagi
Aji sukma menuju indra
Mantra-mantra cinta yang digayem
Didesahkan lembut ke telinga kiri
Sshhh
Udara dari hidungnya begitu nyata
Deru ku sambut
Tangan kirinya mengikat setengah dada
Bibirnya mengecup irama sajak pelita
“Pah, aku ingin hidup kaya”!
Angkat kaki
Menguras peluh hingga tulang tak lagi dibanting
Tetapi ringsek
Itu
Demi ratu
Meski melangkahi mayat kedua orang tua
Meski rela memanggang saudara
Itu
Demi ratu
Ciung Wanara, 1 Desember 2010
ANGGREK MALAM
Sepoi lidah api mencakrawala di angkasa
Langitnya hitam pekat bertabur dosa
Cicak raksasa mengendus nyamuk-nyamuk got Ibu Pertiwi
Gelegar cambuk akherat dipacu
Menghias langit yang sudah bolong
Meski belum sempat aku melihat Ibu Kartini berkerudung
tetapi kebajikanmu
mampu mengalahkan nenek-nenek penyihir
di malam hari
Meski berkebaya
tetapi selimut tubuhmu
mengalahkan baju impor dari Itali
baju yang dipakai si nyai masa kini
Ibu Kartini
Ini hadir renkarnasi gerwani
Yang lebih terkutuk dari masa orde
Meski mereka tidak berkebaya
Mereka selalu memamerkan belahan dada
Yang menyerupai huruf Y
Di malam dan terang
Ibu, kembalilah
Sebelum Ki Amat meluluhkan bumi
Didiklah mereka agar patuh
Dan
Tidak dibakar hidup-hidup di neraka.
Malam tahun baru di Curug Maja 2005
Ditulis 1 Desember 2010
AKU INGIN MUNTAH
Aku ingin telanjang
Berjalan di pinggiran jalan
Lalu aku akan dikatakan orang gila
Oleh orang yang katanya waras
Padahal yang sesungguhnya gila adalah dia yang tak ingin tubuhnya terbuka
Yang selalu menyembunyikan LPJ-nya
Dibalik tudung-tudung besar
Aku ingin selalu tersenyum menangis di jalan
Berbicara ngalor ngidul di trotoar
Lalu aku akan dikatakan orang sinting
Oleh orang yang katanya sehat
Padahal yang sebenarnya sinting itu
Adalah orang yang katanya sehat
Yang selalu berbicara kemunafikan
Yang selalu menutupi dirinya dengan gerenyam-gerenyem mantra
Kapan mau terbuka?
Jangan menunggu solusi di atas toilet
Lekaslah buka jubahmu
Bersihkan dari kecoa-kecoa yang berkrliaran di kepalamu!
31 November 2010
HIBURAN SORE
Hiburan saat ini adalah wayang
Orang bilang wayang itu “hidup segan mati tak mau”
Laksana topeng monyet
Disetir oleh manusia yang berwatak menyerupai peliharaanya
Menghibur anak-anak ingusan
Demi sesuap berlian
Merasa senang karena dipuji
Merasa bangga tangan dan kakinya digerakkan olehnya
Aku merasa iba
Melihat peliharaan itu diikat oleh majikannyaDitarik-tarik untuk memainkan permainan yang tak seharusnya dimainkan
Aku merasa miris
Walaupun peliharaan itu loyo
Tetapi harus tetap menyuguhkan berlian kepada seniornya, katanya.
Aku merasa ngeri
Melihat ikatan dilehernyaTerkelupas akibat setir sang dalang
Monyet, kamu mahluk bernyawa bukan wayang
Lekas lari ke hutan
Jangan pernah lagi mau untuk menjadi babu
31 November 2010
Psssstt...
Pada tidurku aku bermimpi
Pada mimpiku ada sebuah bayangan
Sebuah bayangan itu bergerak
Entah kemana?
Rep-rep, 31 November 2010
Diam
Bukan aku tak mau datang
Tapi tetaplah jangan beranjak,
Agar kutak salah jalan
Kantin SMP, 20 September 2005