:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: Poem's, Lyric & Story: Pengalaman Mengamalkan Surah Al-Jinn

.......

JAngan Pernah Melupakanku

~.~

My Blog

Tempat Share orang2 yang suka nulis n membaca, Tapi maaf ga bisa di Copy...

Ramalan Jodoh

Senin, 30 Mei 2011

Pengalaman Mengamalkan Surah Al-Jinn

Kejadian ini memang bukan baru-baru ini terjadi, kejadian ini dialami penulis sekitar kurang lebih dua tahun an yang lalu, malam ini penulis sengaja ingin berbagi pengalaman astral yang pernah dialami langsung oleh penulis.
Dunia metafisika mempunyai daya tarik tersendiri bagi diri penulis pribadi, semenjak duduk ditingkat pertama Sekolah Menengah Atas, penulis sudah mulai mendalami dan mulai sering mengikuti perkumpulan-perkumpulan yang berhubungan dengan hal yang berbau metafisik, tujuan yang dicari hanya satu mencari kebenaran akan hal metafisik tersebut salah satunya bergabung dengan perkumpulan olah nafas didaerah tempat penulis tinggal. Namun bagi penulis sendiri selama mengikuti perkumpulan olah nafas tersebut merasa belum bahkan tidak pernah sampai mencapai pada fase trance, padahal kawan-kawan seperguruan sangat mudah sekali mencapai fase trance, sekali pemanasan plus hentakan dan irama nafas yang pas sekejap itu juga mereka kehilangan kesadaran, dan mencapai fase trance-nya. Trance yang dimaksud adalah hilangnya kesadaran pada saat hentakan tertentu disesuaikan dengan si-empunya kehendak/hajat si pelaku, dan alam sadarnya akan tetap mengontrol alam bawah sadarnya.
Banyak fase trance yang terjadi selama penulis menjalani pelatihan olah nafas tersebut, dalam fase trance-nya seseorang bisa menjadi dewa mabuk, ada yang tertawa-tawa cekikikan, ada yang mengaum seperti harimau, karena sejatinya saat olah nafas, alam sadar dan alam bawah sadar dipaksa dipertemukan dan saat bermeditasi itu terdapat celah sehingga celah tersebut menjadi pintu pembuka dalam perjalanan astral, trance sendiri dapat terjadi karena kita memepersempit jarak antara dimensi yang satu dengan dimensi yang lainnya, cukup lama penulis mengikuti perkumpulan olah nafas tersebut, sampai akhirnya memutuskan berhenti total saat satu semester lagi menjelang Ujian Kelulusan sekolah, salah satu penyebabnya karena penulis sendiri merasa gagal dalam latihan, selama masa latihan tidak pernah sekalipun merasakan fase trance, pernah suatu hari penulis bertanya pada pengajar diperkumpulan olah nafas tersebut mengenai gagalnya tahap trance yang dijalani, para pengajar hanya menjawab, dalam mengolah nafas yang terpenting konsentrasi, dan relax agar memudahkan memasuki alam bawah sadar, dan itu juga yang penulis alami, mungkin konsentrasi yang buruk dan juga rasa ragu yang membuat selalu gagal mencapai masa trance.
Selepasnya dari perkumpulan tersebut, penulis mulai memfokuskan pada pelajaran sekolah karena akan menghadapi Ujian, tapi selepas keluar dari perkumpulan olah nafas tersebut hal-hal aneh mulai menggerayapi kehidupan penulis, mulai dari sering bermimpi buruk, mendengar suara-suara halus yang diluar nalar, yang sebelumnya tidak pernah dialami. Dengan rasa penasaran tinggi dan takut terganggu konsentrasi menghadapi Ujian nanti, penulis pun menemui kembali pengajar perkumpulan olah nafas untuk menanyakan perihal yang sedang dihadapi, sesampainya disana betapa terkejutnya penulis mendengar jawaban yang keluar dari pengajar, “kamu berhasil menaklukan salah satu khodam dari golongan jin muslim, jin itu jin perempuan, dia selalu mengikuti kemanapun kamu melangkah, ia kini menjadi taklukanmu, padahal tidak semua orang bisa dengan mudah mendapat taklukan, tetapi sepertinya jin ini menyukaimu, sejak dari tadi aku lihat dia tersenyum mendengarkan obrolan kita.”
Dengan penuh rasa tak percaya penulis kembali mencoba bertanya, “mengapa ini bisa terjadi, sedangkan dalam masa latihan penulis merasa gagal dibandingkan dengan yang lain”
Tetapi pengajar itu memberi jawaban yang lagi-lagi membuat bulu kuduk penulis berdiri, “sebenarnya kamu belum mengetahui, bahwa kamu itu sudah memiliki warisan metafisik dari leluhurmu, berupa rasa yang terolah. Hanya kamu belum dapat memadukannya dengan cipta dan karsa yang sudah menjadi hakekat, yang lebih menonjol darimu adalah rasa, tanpa bisa kamu timbulkan karsa, karena itulah kamu selalu gagal dalam latihan, saat cipta dan rasa mulai menyatu, kamu selalu buyar konsentrasi sehingga sulit untuk menyatukan karsa.” Sampai disitu penulis masih belum memahami maksud dari pengajar, dan disaat penulis merasa bingung, pengajar itu kembali bertanya, “apakah kamu masih melakoni apa yang pernah saya perintahkan dulu?”
Ya, Suarah Al-Jinn juga do’a nurbuat selalu tersemat setelah sholat. Hanya itu yang bisa penulis jawab. “kamu minum minuman keras, pernah meniduri perempuan?” pengajar tiba-tiba bertanya demikian kepada penulis, penulis hanya menggelengkan kepala.
Sambil menepuk bahu penulis, pengajara perkumpulan olah nafas itu tersenyum, “secara tidak sadar kamu sudah menguasai Surat Al-Jinn tersebut, kamu tahu Surah Jin merupakan surah yang mejelaskan tentang Jin, kamu tambahkan juga do’a nurbuat, do’a segala pinta, segala maksiat kamu tidak pernah lakukan, lengkaplah sudah. Aku hanya berpesan, jaga emosi, kontrol diri bertawakallah pada Allah, karena sesungguhnya semua itu titipan dari Allah dan akan kembali pada-Nya. Tetap rendah hati. Jika kamu tahu, seandainya kamu berhajat pada seorang wanita yang kamu idamkan pastilah ia akan menyambutmu, jangankan manusia Jin pun akan bertekuk lutut pada pengamal Surah Al-Jinn dan nurbuat.”
Pengajar hanya menyarankan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, ketika penulis mencoba bertanya dapatkah lepas dari hal-hal demikian.
Hingga suatu hari saat penulis berkunjung kerumah Nenek di suatu daerah di Kota Bandung, penulis mengalami hal yang benar-benar tidak dapat dilupakan, bertemu dengan 7 arwah pendaki gunung manglayang, yang meninggal karena kecelakaan saat mejalani pendakian.
Saat itu daerah tempat Nenek penulis tinggal dilanda kemarau panjang, air PDAM sudah lama tidak mengalir, satu-satunya sumber air adalah disebuah sumur yang dihibah kan oleh seseorang untuk dijadikan pemandian dan pencucian umum. Beserta paman dan sepupu, biasanya penulis mengambil air dimalam hari, karena disiang hari sumur itu akan dipenuhi orang, dirigen-dirigen besar telah disiapkan untuk menampung air, sumur itu terletak di sebuah pematang bersekat beton dan benar saja, walaupun dimusim kemarau airnya tetap jernih dan tak habis-habis.
Malam itu, tak tahu pastinya malam apa, saat sedang sendiri menimba air karena sepupu dan paman sedang menaikan dirigen yang sudah terisi air kedalam mobil, tiba-tiba penulis mendengar suatu obrolan, obrolan itu khas obrolan orang-orang jika sedang berkumpul, tapi entah tentang apa, yang terdengar hanya riuh sesekali canda dan tawa, sesaat penulis menghentikan menimba air, mencoba hening memjamkan mata, dan ternyata astagfirullah hal adziem, samar-samar terlihat sekumpulan bayangan sedang berkumpul duduk disebuah saung yang memang berada didekat sumur, karena semua dirigen telah terisi semua akhirnya penulis dengan langkah yang ragu berjalan meninggalkan sumur sedikit terengah-engah membawa dirigen, mencoba menoleh saung dan berucap, assalamu’alaikum, tanpa diduga telinga penulis menangkap sebuah jawaban, waalaikum salam, sesosok perempuan terlihat samar dibalik bilik yang menjadi dinding saung. Penulispun mempercepat langkah menuju mobil menaikan dirigen yang sudah diisi, paman sempat bertanya kenapa terengah-engah, dan penulis hanya menjawab cepat nyalakan mobil dan tinggalkan tempat ini.
Nenek hanya memberitahu setiap tempat pasti ada penghuni halus yang menempati, saat penulis mencoba bertanya tentang misteri yang terjadi di sumur itu, dan hal serupa terus terjadi saat mengambil air, penulis mencoba bertanya pada paman apakah merasa ada yang aneh di sumur itu, paman hanya menggelengkan kepala.
Berbekal sedikit pengetahuan tentang alam ghoib, juga rasa penasaran yang besar, ditengah malam selepas mengambil wudhu dan melakukan sholat sunnah 2 rakaat, sambil bersila merapatkan kaki, penulis memulai mengatur nafas membaca Al-fatihah dilanjutkan do’a nurbuat dan diakhiri dengan membaca Surah Al-Jin tanpa putus, dan entah dibacaan keberapa, lampu didalam ruangan penulis menjadi padam, ada angin berhembus dan beberapa saat kemudian terdengar seperti ada benda keras menghujam dihadapan penulis, dengan mata masih terpejam dan hati masih terus melafal dan ruangan kini terasa panas, secara tidak sadar penulis seperti melayang berada ditempat lain. Kini semuanya terang benderang, penulis lalu melanjutkan bacaan ayat kursi, namun tiba-tiba terdengar suara tawa seolah mengejek penulis, “untuk apa kamu membaca ayat yang sering kami baca, untuk menakuti kami.” Terdengar suara seorang perempuan dari arah yang berlawanan. Penulis lalu membalikan badan, dan astaghfirullah.. dihadapan penulis kini terlihat 7 sosok, 6 orang laki-laki dan seorang lagi perempuan, penulis mencoba membuka salam, dan mereka menjawab salam.
Mereka menjelaskan pada penulis, kalau mereka merasa ada yang memanggil-manggil sehingga mereka mendatangi suara panggilan itu , mungkin bacaan Surah Al-Jinn yang dibaca penulis telah mengena dan mereka merasa terpanggil. Penulis mencoba bertanya darimana mereka berasal dan mengapa berada disumur itu, perempuan itu menjawab dengan wajah yang sedih kalau sebenarnya mereka adalah arwah yang tersesat dan belum diberikan jalan menuju alam yang kekal, mereka pun bercerita panjang dan meminta pada penulis untuk tidak mengusirnya dari saung tempat mereka sekarang tinggal, mereka berjanji tidak akan mengganggu pengguna sumur. Dan akhirnya merekapun memberi salam lalu pamit. Setelah itu keadan kembali bergetar, perlahan-lahan penulis mebuka mata, keringat sudah membasahi baju dan tubuh terasa sangat lelah, waktu sudah menunjukkan pukul 04.15 pagi, padahal tadi kurang dari setengah jam pembicaraan itu berlangsung sambil menyandarkan badan disisi kasur, penulis kembali mengatur nafas, lalu melanjutkan sholat shubuh, tidak lupa membaca do’a tahlil sejenak untuk ke 7 arwah tersebut. Karena hari masih gelap, penulis pun memutuskan untuk melanjutkan tidur, dan dialam tidur, kembali penulis bermimpi bertemu dengan 7 sosok tadi mereka tersenyum, tanpa berucap apapun.
Beberapa hari setelah itu penulis bersama paman dan sepupu kembali mengambil air ke sumur itu, tapi kini tidak lagi penulis temui 7 sosok itu, yah semoga saja mereka telah mendapatkan tempat disisi-Nya. Amin
Ini adalah sedikit pengalaman yang dialami sendiri oleh penulis, hingga saat ini penulis sendiri masih sering mengalami hal-hal diluar nalar, entah sampai kapan hal ini akan terjadi penulis sendiri tidak tahu, yang pasti kita harus mengimani yang ghoib, memang benar adanya kalau kehidupan didunia ini tidak hanya dihuni oleh manusia melainkan juga bangsa halus, hanya saja dalam dimensi yang berbeda.

(okky)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar